Redaktur : Hani Maulia
Abdul Karim
Zuhar Tri Yunanto (dok. Pribadi)
Dia bernama lengkap
Abdul Karim Zuhar Tri Yunanto, pemain gitar lahir 6 Juni 1998 yang lebih sering
dipanggil Karim oleh temannya. Karim adalah mantan gitaris pada masa sekolahnya
yang mempunyai grup band bersama teman-temannya. Karim dilahirkan di Serang,
Banten dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang memiliki ekonomi terbatas.
Ibunya adalah seorang penjual warung kecil di halaman rumahnya dan bapaknya
adalah pensiunan TNI Angkatan Darat.
Sejak tahun 2013, pada
usia 15-an saat dia masih duduk di bangku kelas satu SMA, dia memiliki hobi bermusik dan dia memiliki
cita – cita sebagai pemain gitar yang
profesional. Dalam kondisi ekonomi yang bercukupan dia sehari-harinya
menabung untuk membeli gitar agar dia bisa berlatih dan memainkan sebuah gitar,
dengan jerihp ayah yang dia dapatkan dalam menabung selama 6 bulan dari uang saku sekolahnya dia berhasil
membeli sebuah gitar yang dia inginkan sejak awal masuk sekolah pada masa SMA.
Pada saat itu dia
menjadi lebih sering berlatih memainkan gitar dari jerih payahnya untuk
mengejar cita-citanya, dan dia sering berkumpul dengan teman-temannya di sebuah
tempat yang sering dijadikan untuk berlatih dan memainkan alat musiknya.
Pada saat dia menginjak
bangku kelas dua SMA, dia bersama teman – temannya membentuk sebuah grup band
dan dia diposisikan sebagai pemain gitar. “Jadi pada saat SMA, saya membentuk grup band bersama
teman-teman saya. Saya pikir memainkan alat musik seperti gitar sangatlah susah
tetapi dengan adanya niatan saya besar ingin menjadi seorang pemain gitar yang
profesional, mulai dari situ saya berlatih untuk memainkannya dan terus berlatih.
Memang pada awalnya sangatlah susah untuk memainkannya tidak segampang yang
saya pikirkan, walaupun banyak kendala yang saya alami seperti kurang tidur,
kurang makan, dan hingga jari–jari tangan saya mengalami cedera. Saya terus
berjuang dan berlatih agar bisa memainkan alat musik tersebut. Baru pertama
kali saya dan grup band saya tampil pada saat Pentas Seni (Pensi) disekolah
saya, saya gugup karena seumur hidup
saya belum terbiasa tampil banyak orang dan ketika perpisahan sekolah saya bersama
grup band saya untuk menampilkan lagi yang kedua kalinya, saat itu saya sudah terbiasa dan tidak merasa
gugup lagi dihadapan orang-orang banyak,” katanya bercerita.
Pada saat dia menginjak
bangku perkuliahan, dia terlepas dari
grup bandnya dan jarang berkumpul lagi karena teman-temannya sudah pergi untuk
melanjutkan pendidikannya masing-masing. Pada awal masuk perkuliahan dia
tertarik untuk mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Keluarga Seni Musik Kampus (Klasik) Untirta karena ingin melanjutkan hobinya
di dunia musik dan mengejar cita-citanya sebagai pemain gitar yang hebat dan
profesional.
Beranjak di semester
dua dia sudah tidak tertarik lagi mengikuti UKM Klasik tersebut karena dia
sudah bertemu teman barunya yang memiliki hobi yang sama sebagai pencinta musik
dan dia berfikir khawatir mengganggu perkuliahannya. Dia bersama teman barunya
membuat komunitas kecil atau suatu perkumpulan pencinta musik, mulai dari situ
dia pun terus berlatih dan berlatih bersama teman barunya diperkuliahan. “Pada
awalnya saya tertarik untuk mengikuti UKM Klasik tersebut karena di pandangan
saya mungkin disana ketika saya masuk UKM
tersebut saya bisa menjadi seorang gitaris yang hebat dari sebelumnya dan tetapi saya
berfikir bagaimana dengan perkulihan saya. Dan sayapun mencari solusi untuk memecahkan
masalah yang ada dipikiran saya. Ketika
saya sudah mengenal teman-teman perkuliahan saya, disitu banyak
teman-teman yang satu kelas sama saya
dan hobinya juga sama seperti dengan saya yaitu pencinta musik, mulailah dari
situ saya dan teman satu kelas untuk
membuat komunitas kecil atau sebuah perkumpulan,” ujarnya.
Setiap weekend atau hari libur dia dan
komunitasnya berkumpul dan berlatih bersama-sama, tidak hanya berkumpul saja
tetapi membantu masyarakat yang kurang mampu dengan cara penggalangan dana
dijalanan dengan bernyanyi dan memainkan alat musik yang enak didengar dan
menarik hingga masyarakat yang melintas memberi sedikit rezekinya untuk membatu
orang yang kurang mampu hingga bantuan untuk yatim piatu. Hingga dana tersebut sudah terkumpul banyak
dari yang dia dapatkan di jalanan, dia bersama komunitasnya pergi kepada
orang-orang yang kurang mampu dan menuju panti yatim piatu untuk memberikan
sedikit rezeki atas yang dia dapatkan dari penggalangan dana di jalanan.
Dengan adanya
peringatan Hari Musik Nasional, dia berharap kepada semua orang di luar sana
atau kepada orang yang belum memiliki jiwa pencinta musik: “Ayo harumkan nama
bangsa kita dengan cara berkarya. Setiap orang memiliki cara sendiri untuk berkarya
seperti melukis, gambar, memainkan alat musik,” katanya berharap. (AGT/HNI/Newsroom)
0 Komentar