Redaktur : Tiara Dwi Ristanti
(Para pelari
yang sedang melakukan latihan lari di jogging track dan di pinggir jalan raya)
sumber : dok.
pribadi
Serang- Olahraga saat ini tengah marak digandrungi oleh
beragam kalangan, mulai dari anak kecil, remaja, hingga orang tua. Lari adalah
salah satu diantaranya, olahraga cabang atletik ini dipilih karena mudah dan
bisa dilakukan dimana saja. Pada era modern, banyak diantara mereka yang
mendengarkan musik lewat earphone yang
disambungkan ke gawai saat melakukan olahraga lari.
Musik yang biasa didengar ketika berlari, biasanya
berfungsi untuk menghilangkan kebosanan atau kejenuhan. Selain itu musik yang didengarkan
juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan performa dan kecepatan dalam berlari,
serta membuat tubuh merasa lebih positif.
“Menurut saya, musik sangat berpengaruh saat berlari,
apalagi ketika melakukan latihan sendiri bukan latihan khusus untuk kejuaraan.
Karena musik yang kita dengar dapat membantu menghilangkan rasa jenuh apabila
tidak ada partner”, ujar Sonny Suwandi (20), atlet lari Kota Tangerang.
Berbeda dengan Sonny, Laode Putra (19) seorang
mahasiswa Administrasi Publik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), mengaku
kurang nyaman mendengarkan musik ketika berlatih lari. Menurutnya hal terebut
membuat tidak fokus terhadap kecepatan, dan juga cukup berbahaya lantaran kurang
memerhatikan kondisi jalan sekitar.
Mendegarkan musik sambil berlari bukan hanya
memberikan efek positif melainkan juga efek negatif. Apalagi ketika mendengarkan
lagu yang tidak sesuai dengan tempo, serta volume yang penuh, dapat
mengakibatkan rusaknya pendengaran sampai pecahnya gendang telinga. Musik yang
dipilih saat berlari pun harus disesuaikan dengan tempo dan tidak boleh sembarangan.
Biasanya mulai dari musik yang bertempo lambat sampai upbeat, menyesuaikan dengan irama jantung saat berlari.
“Kalau saya sendiri sah sah saja, tergantung
kenyamanan dari si pelari tersebut. Musik memang sangat membantu agar lari
dapat lebih dinikmati, namun itu hanya berlaku pada saat lari santai atau
latihan lari saja, pada saat latihan khusus biasanya pelari membutuhkan tingkat
konsentrasi yang tinggi dan penuh agar dapat mecapai target, sehingga pelari
tidak lagi membutuhkan musik saat sedang berlari”, ungkap Deka Angga Irawan,
guru olahraga SMAN 2 Tangerang.
Kenyamanan saat melakukan olahraga lari memang
timbul dari masing masing individu, baik sambil mendengarkan musik maupun tidak.
Sesekali mendengarkan musik dalam berlari memang perlu, namun harus
diperhatikan kembali musik yang sesuai dan volume yang tidak terlalu kencang
agar tidak mengganggu kesehatan tubuh terutama telinga. Alangkah baiknya
apabila mencari partner lari yang memiliki intensitas lari yang sama, sehingga
tidak mudah lelah dan lari jadi jauh lebih menyenangkan.
(AYD/ARA/NEWSROOM)
0 Komentar