Redaktur : Ulvia Fitra Aini
Pelataran kampus A Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Pakupatan
Kota Serang pada Hari Peringatan Bahasa Ibu Internasional. (21/2)
Serang – Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh
pada tanggal 21 Februari ini menjadi peringatan setiap tahun dikarenakan
kekhawatiran akan Bahasa Ibu yang mulai punah tergerus oleh zaman yang semakin
modern. Sifitas Akademik yang berada di lingkungan Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa (Untirta) menanggapi tentang adanya Hari Bahasa Ibu. (21/2)
“Yang disebut
dengan Bahasa Ibu itu secara ilmiah adalah bahasa yang diajarkan pertama kali
kepada manusia. Siapa yang mengajarkan bahasa? Ya, ibunya yang paling rajin bukan ayah
gitu. Maka disebutlah bahasa ibu. Kalau kamu lahir di Jerman dan bila ibumu orang
Jerman, maka bahasa ibunya Jerman,” kata Arip Senjaya selaku Kepala Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu beliau turut menulis status
di sebuah media sosial dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional.
Dalam memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional bisa
diterapkan dalam percakapan kepada teman sebaya dengan bahasa ibu yang dapat dimengerti dan cocok dalam
lingkungan tersebut dengan tujuan melestarikannya. Selain itu, ada juga
mahasiswa yang mengharapkan adanya peringatan Hari Bahasa Ibu di Untirta. Agar
semua mahasiswa Untirta dapat mengetahui eksistensi Hari Bahasa Ibu.
“Kalo di kampus kan banyak teman-teman yang gak
tau tentang adanya Hari Bahasa Ibu karena gak ada yang merayakan.
Mungkin himpunan-himpunannya harus lebih aktif lagi, misalkan dalam bentuk flyer atau
lomba-lomba,” ujar Giolia Arsy Robiyyah.
0 Komentar