Redaktur : Tiara Dwi Ristanti
(Pertandingan antara Arema FC dan Persib
Bandung dihentikan lantaran kerusuhan di menit-menit akhir. Sumber:CNN
Indonesia)
Serang – Pertandingan
Sepak Bola di Indonesia sering diwarnai kericuhan antar suporter. Kasus yang
masih hangat diperbincangkan kerusuhan Arema vs Persib, Minggu (15/4). Faktor pertama biasanya karena ego suporter masih tinggi
mencintai terlalu berlebihan terhadap klub yang didukungnya (fanatik). Saat
kita menonton pertandingan sepak bola, salah satu aspek yang menentukan
berjalannya sebuah pertandingan adalah wasit. Terkadang wasit bisa menjadi
kambing hitam atas kekalahan salah satu tim yang bertanding. Kebanyakan wasit
yang memimpin pertandingan akan secara benar untuk memimpin pentandingan, tapi
apa yang terjadi apabila wasit yang memimpin berat sebelah? Yang terjadi adalah
pertandingan tidak akan kondusif untuk ditonton, atau bahkan kemungkinan terburuknya
terjadi kerusuhan.
Permainan
kasar antar pemain di atas lapangan atau sepak bola gajah yang pernah terjadi
bisa menjadi salah satu penyebab terjadi nya kerusuhan dalam sepak bola. Tidak
hanya antar pemain dan official
pertandingan saja, tetapi juga akan meluas kepada para penonton/suporter. Tidak
hanya di Indonesia, diluar negeri pun sering terjadi kerusuhan yang dikarenakan
dendam terhadap klub lawan. Karna cinta nya kepada tim kesayangannya yang tidak
mau kalah dengan tim lain di dalam satu kota, akhirnya menumbuhkan dendam
kepada tim lain atau dapat juga karena histori yang telah berlangsung lama.
Menurut
salah satu suporter yang pernah mengikuti pertandingan di Stadion Jalak Harupat
Bandung, kericuhan yang sering terjadi pada saat pertandingan antar suporter
sudah tidak wajar. “Menurut
saya sudah tak wajar lagi suporter sama lain saling menyerang, karena mungkin
di Indonesia sudah menjadi kebiasaan. Kericuhan bisa terjadi di dalam lapangan,
saling menyerang yang sedang ber-laga dan mungkin bisa terjadi sesudah laga
atau selesai di luar lapangan akan terjadi saling menyerang jika salah satu suporter
ada yang bikin kericuhan antar supporter lain.” Ungkap Ghani. (19/4)
Ketua UKM Sepak Bola Untirta memberikan tanggapannya
untuk para supporter dengan menerapkan prinsip fairplay dan suportifitas antar suporter. “Jangan bermain
membahayakan pemain lawan, hormati aturan main dan jalankan dengan baik semua instruksi official,
hormati lawan seperti selayaknya kolega kita di sepakbola, tetap mampu memperlihatkan sikap menjunjung tinggi disiplin walaupun
dalam situasi yang sulit atau tidak mengenakkan.” Ujar Amin Hassan, Jum’at
(20/4)
Tawuran
yang terjadi antar suporter ini tidak lepas dari peranan suatu klub terhadap
pendukungnya. Para suporter yang berbuat rusuh kemungkinan akibat kurangnya
perhatian klub. Oleh karena itu, klub harus memperhatikan para suporter, salah
satu caranya official klub mengadakan
pembinaan bagi para suporternya.
Kemudian
juga dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan kelompok-kelompok suporter untuk
membahas apa yang menjadi sebab mereka melakukan tindakan tawuran ini. Dengan diadakannya
pertemuan seperti ini, semua bisa membahas apa yang menjadi penyebab tawuran
dan kemudian bisa menemukan jalan keluar untuk masalah yang menjadi perhatian
semua pihak ini. Dengan seperti ini, tawuran yang terjadi antar suporter bisa
berkurang atau bahkan bisa menghilang agar tidak merugikan masyarakat.
(TNT/ARA/Newsroom)
0 Komentar